Jumat, 24 Februari 2012

Misteri Mokele-Mbembe

Monster dari Kongo
Selain Nessie dari Danau Loch Ness, ternyata di rimba Kongo ditemukan makhluk sejenis. Penduduk lokal menyebutnya mokele-mbembe. Namun, mirip Nessie, keberadaannya masih misterius. Bukti masih beredar dari “mulut ke telinga”. Cerita mokele-mbembe penghuni dasar danau ini berawal sejak tahun 1776, ketika sebuah cetakan jejak telapak kaki sepanjang sekitar 1 m ditemukan di permukaan lumpur di tepi sungai. Sebelumnya, ingatan kolektif soal ini sudah beredar di kalangan penduduk pribumi.

Dalam bahasa Lingala (salah satu bahasa di Kongo), mokele-mbembe berarti dia yang dapat menghentikan arus sungai. Dengan bangun tubuh sebesar kuda nil atau gajah afrika sepanjang 5 – 10 m arti tadi tidaklah berlebihan. Sosoknya umum digambarkan mirip sauropoda, yakni dinosaurus terbesar pemakan tumbuhan. Panjang leher hampir sama panjang ekornya, antara 1,6 – 3,3 m. Ada yang menggambarkannya berjumbai di kepalanya, mirip jengger ayam jantan. Bahkan ada yang mengaku melihat sepasang tanduk di kepalanya. Warna tubuhnya antara abu-abu hingga cokelat kemerahan. Kulitnya tebal, licin, dan tidak berambut.

Mokele-mbembe hidup di telaga atau daerah berawa-rawa di dekat sungai. Raksasa ini sering menyeberangi danau saat pindah dari sungai satu ke sungai lain. Seperti sauropoda, mokele memakan tumbuhan rawa. Makanan kesukaannya pohon malombo, yang terdiri atas Landolphia manii dan L. owariensis. Mokele menjadi misteri karena jarang menampakkan diri. Seperti Nessie, ia lebih suka ngumpet di dalam air danau. Ia muncul saat kelaparan atau pindah ke lain rawa. Karena minim saksi itulah, banyak yang bilang binatang ini tak lebih dari kuda nil. Namun, orang-orang Pigmi penghuni daerah aliran sungai Likouala (Kongo) ngotot itu bukanlah kuda nil.

Jadilah kita terbengong-bengong! Masak orang asli di situ tidak bisa membedakannya dengan kuda nil? Apalagi mereka bilang mokele justru akan membunuh kuda nil yang dijumpainya. Jadi, mokele-mbembe itu benar-benar ada? Itulah susahnya. Padahal tak kurang dari orang luar Afrika yang memberikan keterangan. Tahun 1913, Freiherr von Stein zu Lausnitz dikirim Pemerintah Jerman untuk mengeksplorasi Kamerun. Di sinilah ia mendengar cerita penduduk tentang mokele-mbembe yang menghuni daerah di sekitar Sungai Ubangi, Sangha, dan Ikelemba (Kongo). Menurut cerita yang sampai ke telinganya, binatang ini sebesar gajah atau kuda nil, tapi berleher panjang. Giginya hanya satu, tapi amat panjang, sampai-sampai orang menganggapnya itu tanduk. Mokele-mbembe juga memiliki ekor seperti buaya. Serunya lagi, von Stein mengaku melihat jejaknya di Sungai Ssombo.

Cuma batang kayu ?

Monster dari Kongo

Dibandingkan dengan Nessie, mokele-mbembe memang kalah populer. Situs google.com, misalnya, memberikan sekitar 136.000 halaman mengenai monster dari Danau Loch Ness itu. Sementara kapling mokele-mbembe cuma 2.020 halaman. Selama ini cerita tentang monster ini hanya berasal dari penduduk di sekitar sungai di pedalaman Kongo. Seiring dengan masuknya pendatang, cerita tentang mokele pun bertambah.

Herman Reguster, seorang penjelajah berkebangsaan Jerman, mengaku berhasil memotret binatang itu di Telaga Tele pada tahun 1980. Sayang, jepretannya tidak bicara banyak. Justru menimbulkan keraguan karena banyak yang melihatnya sebagai punggung buaya. Ngenes-nya lagi, ada yang bilang itu hanyalah batang kayu! Toh Reguster ngotot dengan keyakinannya, sambil menyodorkan bukti tambahan berupa cetakan gips jejak kaki mokele-mbembe. Sebelum kedatangan Herman Reguster, terhitung sudah puluhan ekspedisi diadakan. Tujuannya menemukan mokele-mbembe atau kerabatnya di jantung Afrika. Amerika, Jerman, Jepang, bahkan Afrika sendiri pun berlomba-lomba menguak “harta karun” kerabat brontosaurus ini. Tapi ya itu tadi, semakin banyak upaya semakin sedikit yang bisa diperoleh.

Ekspedisi paling awal dilakukan oleh Carl Hagenbeck, naturalis berkebangsaan Jerman pada 1909. Hagenbeck kesengsem pada mokele-mbembe setelah mendengarkan cerita dari sohibnya, Hans Schomburg, penjelajah asal Inggris. “Binatang-nya besar, setengah gajah setengah naga. Hidupnya di rawa-rawa Kongo,” begitu cerita yang membangkitkan semangat ingin tahunya Schomburg. Sayang, nafsu besar tak didukung stamina dan persiapan yang matang. Hagenback tidak dapat meneruskan ekspedisinya karena penyakit dan serangan dari penduduk pribumi.

Dua tahun kemudian, Smithsonian Institution di Washington, D.C. pun tertarik menguak binatang “serba setengah” ini. Dikirimkanlah 32 orang anggotanya. Enam hari mengubek-ubek hutan perawan Afrika, yang diperolehnya hanya jejak-jejak raksasa dan suara yang – menurut mereka – tidak serupa dengan suara binatang mana pun yang pernah dikenal. Sama seperti Hagenback, ekspedisi ini juga kandas di tengah jalan. Penyebabnya, saat menumpang kereta api menuju daerah yang diklaim oleh peduduk lokal sebagai basisnya mokele-mbembe, gerbong kereta terbalik dan menewaskan empat anggota ekspedisi. Enam anggota lainnya menderita luka-luka.

Sepeninggal Smithsonian masih banyak ekspedisi dilakukan. Tahun 1932, Ivan Sanderson melakukan penjelajahan di Afrika dan menemukan jejak raksasa yang mirip jejak kuda nil. Padahal di daerah itu tidak ditemukan kuda nil. Menurut penduduk setempat, jejak itu milik mgbulueM’bembe. Jejak serupa ternyata ditemukan pula oleh James H. Powell, yang dua kali mengadakan ekspedisi (1972 dan 1976). Ketika ia menunjukkan gambar dinosaurus sauropoda, penduduk mengenalinya sebagai mokele-mbembe.

Tahun 1983 Marcellin Agnagna dari Kongo membuat kemajuan yang berarti dalam ekspedisinya. Ia melihat binatang raksasa yang keluar dari danau pada jarak sekitar 275 m. Kepala makhluk itu berwarna kemerahan dan mirip kepala buaya dengan mata lonjong. Ia yakin, binatang itu sejenis reptil, tapi bukan buaya, kura-kura, atau ular raksasa. Tahun 1987, sebuah tim dari Jepang mencoba merekam mokele-mbembe dengan kamera video. Sayangnya, hasil bidikan mereka kurang jelas dan tidak meyakinkan.

Tidak sendirian

Monster dari Kongo

Mencari mokele-mbembe ibarat menemukan jarum di tumpukan jerami. Kondisi hutan Kongo yang rapat menyulitkan upaya itu. “Panas, peyakit, penduduk pribumi liar, serta takhayul berada di sekeliling mokele-mbembe,” kata Bill Gibbons, penjelajah yang ikut-ikutan mencari mokele. Hampir separuh wilayah Kongo tertutup hutan lebat yang nyaris tidak berubah selama 60 juta tahun lamanya.

Hutannya juga dipenuhi pohon berharga jual tinggi, seperti pohon mahogani dan limba. Jalan dan perkampungan sangat jarang ditemukan. Bahkan pemandu dan penduduk pribumi sering menolak mengantar peneliti masuk hutan meski dibayar mahal. Hutan perawan sepanjang Sungai Kongo adalah yang terganas, terpanas, dan paling jarang dikunjungi penjelajah. Jika memang benar ada, di sinilah tempat yang tepat bagi dinosaurus.

Wajar saja jika dari daerah yang tertutup itu berhembus cerita tentang monster atau makhluk sisa-sisa peradaban masa lampau. Mokele-mbembe tidak sendirian. Penduduk pribumi juga mengenal emelantouka, yang digambarkan sebagai pembunuh gajah atau gajah air. Makhluk ini mirip dinosaurus bertanduk, sosoknya sebesar gajah dan dengan tanduknya bisa membunuh gajah atau badak.

Dalam bukunya Eighteen Years on Lake Bangweulu, C.G. James melaporkan bahwa emelantouka hidup di Danau Bangweulu, Mweru, serta rawa-rawa Kafue di Zambia, juga di D. Tanganyika (Tanzania). Tahun 1933, menurut J.E. Hughes, penduduk Wa-Ushi pernah membunuh makhluk serupa di Sungai Luapula, yang terletak antara Danau Mweru dan Bangwelu di perbatasan Zaire dan Zambia.

Si pembunuh gajah ini ternyata juga dikenal di sekitar Danau Edward wilayah Zaire dan Uganda. Konon, pada tahun 1934, binatang yang dikenal dengan irizima ini terbunuh di Dongou, Kongo Utara. Selain di Dongou, binatang yang digambarkan sebagai kuda nil bertanduk ini sering muncul pula di daerah Epena dan Imfondo, masih di Kongo Utara.

Uniknya, meskipun mirip badak (karena tanduknya mirip cula), culanya tidak berambut seperti cula badak, melainkan mirip gading gajah. Roy P. Machal, ahli cryptozooid (ilmu yang mempelajari binatang misterius), yakin bahwa binatang yang di Kafue dikenal dengan chipekwe, sisa-sisa dinosaurus bertanduk seperti tricerops. Mungkin sejenis monoclonius atau centrosaurus.

Monster lain yang sering disebut-sebut adalah mbielu-mbielu-mbielu. Tampangnya mirip stegosaurus, binatang yang dipercaya memiliki lempengan keras di punggungnya. Dinosaurus ini lebih jarang dikenal karena lebih sering berendam di dalam air sungai. Hanya lempeng di punggungnya yang kelihatan. Ada monster lagi yang bernama nguma monene, piton raksasa. Cuma berbeda dengan ular sejenisnya, di punggung makhluk berpanjang antara 40 – 60 m ini terdapat semacam sisik tegak.

Wah, kalau begitu bukan ular dong! Cocoknya kadal raksasa. Penduduk sekitar biasanya menyamakan nguma monene ini dengan mbielu-mbielu-mbielu. Kedua monster ini hidup di daerah Sungai Dongou-Mataba di Republik Rakyat Kongo.

Menemukan danau baru

Karena minim bukti, banyak orang kemudian tidak yakin apakah monster-monster tadi benar-benar ada. Menurut Redmond O’Hanlon, penulis dan penjelajah Inggris, mungkin saja para saksi yang mengaku melihat binatang ini keliru melihat gajah liar. Robert T. Bakker, paleontolog dan penulis buku The Dinosaur Heresies juga menyangsikan adanya dinosaurus yang masih hidup. “Dinosaurus tidak bakal bertahan hidup sekarang. Mereka kalah bersaing dengan mamalia,” tegasnya.

Toh pencarian mokele-mbembe tetap saja dilakukan. Dampak positifnya, ditemukannya binatang-binatang baru seperti yang dialami William J. Gibbons kala melakukan penyelidikan di Kongo. Ia menemukan sisa-sisa tubuh monyet yang tidak dikenal sebelumnya. Setelah dibawa ke Inggris, para pakar binatang menyimpulkan bahwa monyet itu adalah spesies mangabey jenis baru (Cerocebus galeritus). Gibbon juga menemukan banyak spesies serangga dan ikan yang belum dikenal. Ekspedisi berikutnya, tahun 1992, bahkan menemukan dua danau baru yang sebelumnya tidak masuk peta: Danau Fouloukuo dan Tibeke.

Mereka yang percaya mokele-mbembe benar-benar ada mengacu kepada ditemukannya antelop jenis baru di Vietnam (Dunia yang Hilang di Vu Quang ). “Kemungkinan menemukan binatang besar jenis baru masih terbuka,” ujar Adam Davies dari Manchester. “Jika kami menemukan mokele, kami takkan mengusiknya. Tujuan utama kami adalah mendapatkan deskripsi akurat dan fotonya. Kemudian kami akan mengusulkan perlindungan menyeluruh bagi seluruh areal,” janji Davies.

Davies tergabung dalam Tim Ove Sundberg, sebuah tim gabungan dari Swedia yang ahli meneliti reptilia langka. Tim ini telah meneliti mokele-mbembe sejak tahun 2000. Ketuanya Jan-Ove Sundberg, ahli cryptozoologi yang pernah memburu monster laut di Danau Seljordvatnett di Norwegia.

Kendati diramalkan bakal menemui kegagalan, tim ini tetap optimistis. “Kita sedang menjelajahi sebuah daerah seluas dua kali Belgia yang tidak berubah selama jutaan tahun. Jika kita menemukan makhluk ini, akan menjadi sebuah alasan sangat kuat untuk melindungi seluruh habitatnya dari tekanan ekonomi,” kembali Davies yang pernah memburu orang pendek sumatra berjanji.

Misteri Ogopogo



Mungkin teman-teman sudah banyak yang mendengar kisah tentang Monster Danau Loch Ness, Skotlandia yang akrab dipanggil "Nessie" oleh beberapa penduduk setempat.
Ternyata, tidak hanya Danau Loch saja yang menyimpan sebuah misteri suatu kehidupan monster danau yang masih diliputi misteri, ternyata kisah serupa juga ada pada sebuah danau di Canada yang dinamakan Danau Okanagan.


Masyarakat mengenal Monster ini dengan sebutan Ogopogo. Topik pembicaraan mengenai eksistensi makhluk misterius danau Okanagan ini sudah terdengar kisahnya sejak tahun 1850, dimana pada awal tahun itu untuk pertama kalinya Ogopogo menampakkan dirinya kepada para wisatawan dan penduduk setempat.
Para saksi mata yang melihatnya menuturkan bahwa suatu makhluk dengan perawakan yang besar, berwarna gelap dan memiliki bentuk tubuh yang panjang telah muncul kepermukaan air dan berenang menyusuri tengah danau.
Kejadian itu berlangusung dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka dapat lebih leluasa untuk mengamati dan mengidentifikasi makhluk tersebut. Menurut mereka, makhluk tersebut bukannlah seekor ular, walaupun sedikit memiliki kesamaan bentuk pada tubuh-nya. Seekor ular tidak ada yang memiliki ukuran tubuh sebesar dan sepanjang makhluk ini.
Banyak orang yang mendengarkan penuturan para saksi mata justru mencemooh mereka, mungkin makhluk tersebut memang benar-benar seekor ular, tetapi terlalu dibesar-besarkan mengenai penggambaran sosoknya, sehingga menjadi suatu hal yang mengemparkan.
Namun, pendapat orang-orang yang menganggap makhluk tersebut hanyalah seekor ular akhirnya tumbang juga ketika pada pertengahan tahun 1957, untuk kali pertamanya sosok


Ogopogo berhasil diabadikan dengan menggunakan kamera film 16 mm oleh salah seorang wisatawan.
Dari beberapa identifikasi yang dilakukan oleh pakar-pakar zoologi dari hasil foto otentiknya, mereka sepakat menyatakan bahwa memang makhluk tersebut bukan merupakan seekor ular dan sejenisnya.
Sejak saat itulah, topik pembicaraan mengenai Ogopogo yang beberapa tahun silam menjadi sebuah kontroversi kini mulai mencuat dilapisan Masyarakat.
Dan, sampai saat ini pun belum ada kepastian mengenai identitas yang berhasil digali dari makhluk tersebut, hanya saja banyak pakar yang menganggap Ogopogo sebagai salah satu species Oar Fish yang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari species sejenisnya.
Hanya saja yang masih membingungkan, jika Ogopogo benar-benar merupakan salah satu species Oar Fish, mengapa bentuk fisik kepalanya sama sekali berbeda? dan satu lagi yang membuatnya semakin membingungkan adalah cara dia berenang bergerak menyusuri danau yang selalu memperlihatkan bentuk seperti punuk-punuk berjejer (mengombak), dimana gerakan seperti itu sangat berbeda sekali dengan cara berenang seekor oar fish maupun ular sekalipun.
Nampaknya Ogopogo ini termasuk katagori makhluk misterius yang sedikit "narsis" dan "fotogenik", karena hampir disetiap tahunnya makhluk tersebut selalu muncul kepermukaan danau dan banyak wisatawan yang mengabadikan sosoknya melalui kamera dan video recorder. Mungkin hal ini tidak bisa kita temui pada Nessie yang terkesan malu-malu dengan kamera. (Si Nessie ngga' punya bakat jadi foto model kali).
Memang harus diakui, bahwa sampai saat ini penelitian terhadap Ogopogo masih kurang gencar dilakukan oleh para ilmuan. Ogopogo seakan-akan tenggelam oleh kepupuleran Nessie yang lebih banyak mendapat sorotan dari para peneliti dan masyarakat umum. Tapi setidaknya berkat jasa Ogopogolah danau Okanagan yang tergolong tidak terlalu indah, kini dapat terkenal dimasyarakat dunia dan menjadi salah satu sektor pariwisata utama bagi Canada. Ogopogo memang bawa hoki yak!!


Berikut ini aku coba menyajikan laporan-laporan mengenai penampakan Ogopogo yang berhasil disaksikan oleh beberapa orang terhitung sejak kemunculannya pertama kali pada tahun 1850 sampai tahun 1990.
1872 - Ogopogo muncul untuk kali kedua-nya pada tahun ini, dua orang wisatawan Amerika Mr dan Mrs. Allison adalah orang yang melaporkan
kemunculannya
1926 - Serombongan wisatawan dari suatu sekolah mengklaim kembali melihat kemunculan Ogopogo
1947 - Ogopogo kembali menampakkan dirinya, namun kemunculannya pada tahun ini sangatlah mengagumkan karena ia bergerak mendekati sisi danau dengan menunjukkan cara berenang seperti mengombakkan tubuh-tubuhnya, namun tidak sampai beberapa saat kemudian makhluk tersebut kembali masuk kedasar danau.Kejadian ini setidaknya disaksikan oleh puluhan saksi mata
1957 - Untuk pertama kalinya sosok Ogopogo berhasil diabadikan dengan kamera film 16mm oleh Geoffrey Tozer
1959 - Kemabali Ogopogo muncul dan sempat diabadikan oleh keluarga R.h. Miller
1964 – Ogopogo dilaporkan kemunculannya oleh Mr & Mrs Pat Marten, mereka memperkirakan hewan tersebut mempunyai panjang tubuh 20 meter lebih.
1965- Photo taken by a Parmenter family member.
1976- Photo taken by Ed Fletcher of North Vancouver
1978, 1979, 1981 - Photos taken by author Arlene Gaal.
1981- Photo taken by a Wachlin family member.
1984 - Photo taken by a Svensson family member.
1987-1990 - Secara berturut-turut dalam periode tahun tsb, John Kirk (salah seorang peneliti Ogopogo) berhasil mengambil gambar sosoknya, bahkan untuk yang pertama kalinya sosok Ogopogo berhasil diabadikan dengan Video recorder.
Sampai sekarang pun Ogopogo masih sering disaksikan muncul kepermukaan Danau disetiap tahunnya, Jika teman-teman ada yang berniat mau melihat sosoknya, datang aja langsung ke Danau Okanagan.

Misteri Agogwe



Agogwe adalah makhluk yang berbulu kecil, sering di temui Afrika Timur. Agogwe berjalan dengan dua kaki, Bulunya berwarna kemerahan. Agogwe adalah makhluk seperti manusia dan berukuran sangat kecil. Bagi orang Sumatra, sepertinya Agogwe di kenal dengan nama Orang Pendek

Pengamatan tercatat pertama dari Agogwe itu pada tahun 1900 oleh seorang pria bernama Kapten William Hitchens. Namun Hitchens tidak melaporkan penampakan sampai 1937. Dia menggambarkan makhluk ia melihat untuk menjadi seperti laki-laki, 4 kaki tinggi tetapi berpakaian rambut cokelat kemerahan. Dia diberitahu oleh seorang pemburu asli yang menyertai kepadanya bahwa apa yang mereka lihat adalah makhluk yang dikenal sebagai Agogwe dan penampakan makhluk seperti itu jarang terjadi.

Kapten Hitchens dikritik karena 'apa yang disebut' penampakan, tapi seperti anugrah keselamatan, Cuthbert Burgoyne setahun kemudian mengumumkan bahwa dia melihat makhluk yang sama ketika ia meluncur Afrika Timur Portugis. Burgoyne juga menceritakan pengalaman seorang pemburu permainan besar yang serupa dari kata penampakan makhluk.

Ada beberapa teori seputar keberadaan Agogwe. Dikatakan bahwa bipedal berambut merah ini mungkin makhluk hidup spesies dari gracile australopithecine - yang dikenal sebagai primata bipedal diketahui ilmu yang tinggal di Afrika Utara dan Timur sekitar 3 untuk 3.9 juta tahun yang lalu.

Gracile australopithecine jejak kaki yang telah ditemukan tidak menunjukkan bukti opposable jari kaki, tetapi berpendapat bahwa mungkin Agogwe diperoleh opposable tahun jari-jari kaki melalui evolusi. Satu teori lain menyatakan bahwa penampakan Agogwe mungkin dalam kenyataannya telah penampakan mungkin bertahan owa di hutan Afrika. Gibbons seperti Agogwe memiliki dahi bulat dan anjing kecil. Hal tersebut adalah penting untuk dicatat bahwa Gibbons terutama digunakan untuk penggerak lengan mereka dan bahwa mereka jarang terlihat di daratan.

Tidak ada penampakan saat ini di Agogwe. Terdokumentasi yang paling baru adalah bahwa salah satu dari Kolektor Hewan Charles Cordier pada akhir 1950-an dan awal 1960-an. Cordier telah mengikuti jejak Kakundakari Zimbabwe. Dia mencatat bahwa sekali Kakundakari telah menjadi terjerat dalam perangkap tetapi berhasil melarikan diri sebelum salah satu anggota timnya bisa mencapainya. Belum ada penampakan apapun kemudian daripada Cordier, tetapi itu tidak berarti bahwa Agogwe hanya kebetulan. Hanya berdiri sebagai sebuah bukti dari kepadatan dan keluasan hutan-hutan Afrika.

Misteri Tsuchinoko

Dari namanya aja kita tau kalo tsuchinoko ituasalnya dari jepang, di jepang sendiri tsuchinoko kadang disebut bachi hebi.



Ciri-cirinya adalah panjang tubuh 30-80 senti, mirip banget ma ular.. tapi bedanya tsuchinoko badannya gepeng, kaya keinjek.. Ada yang bilang kalo tsuchinoko juga punya racun.. Yang bikin keren, konon tsuchinoko bisa lompat sampe beberapa meter dengan mampatin badannya kaya per..

Menurut legenda, tsuchinoko bisa ngomong.. Dengan kelebihannya ini dia bisa ngeboongin manusia biar ga nangkep dia.. Tapi tenang aja deh kalo liat dia, soalnay tsuchinoko itu suka hidup damai dan ga ngeganggu..


Catatan tentang tsuchinoko sendiri ada sejak periode jomon, di catetan yang ditemuin di gifu dan nagano, disebutin kalo tsuchinoko hidup di kojiki..

Orang jepang sendiri uda gatel banget pingin ngebuktiin eksistensi tsuchinoko, taun 1989 di mikata ada sayembara yang ngasih tanah seluas 330 meter persegi kalo ada yang bisa nangkep tsuchinoko, hasilnya pada taun 2001 ditangkep makhluk yang imut banget berwarna item yang diklaim sebagai tsuchinoko..



Tapi apa iya kalo tsuchinoko itu ada? Soalnya tsuchinoko sendiri ga pernah diakui sains. Para ilmuwan percaya kalo tsuchinoko itu salah tafsir belaka, bisa aja itu seekor ular bantet yang lagi nelen makanan, atau kadal lidah biru..

Misteri Megalodon Si Hiu Purba

Megalodon adalah spesies ikan hiu purba raksasa yang hidup sekitar 20 hingga 1,2 juta tahun lalu. Hiu ini berukuran lebih besar dari sebuah kapal pesiar. Namanya sendiri berarti "gigi yang besar". Hewan ini termasuk jenis hiu perairan dalam yang jarang naik ke permukaan kecuali untuk mencari mangsa.Isu yang tersebar, meski hiu ini belum pernah ditemukan dalam keadaan hidup, banyak di antara kalangan ilmuwan berpendapat bahwa hiu ini masih hidup, dan termasuk fosil hidup. Keturunan dekat hiu ini adalah hiu putih.

Megalodon di temukan hidup ???
Panama menjadi rumah bagi makhluk bergigi besar disebut Megalodon, ikan hiu terbesar di dunia dengan bobot lebih berat daripada hiu putih besar.

Sebuah kawasan hunian peranakan berusia 10 juta tahun bagi hiu megalodon yang telah punah berhasil ditemukan di Panama, menurut peneliti dari Universitas Florida yang melaporkan temuan mereka di jurnal PloS ONE.

Megalodon alias Big Tooth diperkirakan sebagai hiu dan ikan terbesar di dunia. Mampu tumbuh sekitar 67 kaki panjangnya dan lebih berat daripada hiu putih besar.

"Studi memberikan bukti tentang perilaku megalodon dalam catatan fosil," ujar peneliti utama Catalina Pimiento, yang baru saja melengkapi gelar master dalam zoologi dari Universitas Florida dan bekerja di Museum of Natural History sebagai ahli paleontologi vertebrata.

"Perilaku tidak bisa difosilkan, namun kami mampu menginterpretasikan strategi perlindungan kuno yang digunakan oleh hiu tersebut berdasarkan catatan fosil."

Data masa lalu menunjukkan bahwa kawasan yang menjadi area peranakkan hiu kuno adalah Paleocene Williamsburg Formation dan Oligocene Chandler Bridge Formation di California Selatan, yang menjadi basis kehadiran gigi muda megalodon.

"Koleksi sebelumnya tentang analisis kasar dari wilayah tersebut sebagai spesimen studi, yang juga memberikan dukungan kehadiran area sarang hiu kuno tersebut," ujar Pimiento merujuk pada temuan Discovery News pada bulan September.

Untuk studi terbaru, dia dan timnya mengoleksi 400 fosil gigi hiu antara tahun 2007 hingga 2009 dari perairan dangkal Gatun Formation yang terhubung dengan lautan Pasifik dan laut Karibia selama periode Miocene Epoch di Panama.

Sebagian besar dari 28 spesimen Carcharocles megalodon berukuran kecil. Namun analisis lebih jauh menentukan ukuran tidak terkait dengan posisi gigi di dalam rahang spesies pada periode akhir Miocene.

Ahli lulusan paleontologi vertebrata Universitas Florida Dana Egret mengukur gigi megalodon muda dari Gatun Formation Panama pada 6 Mei 2010. Ehret adalah penulis studi yang menggambarkan area peranakan megalodon neotropis pertama, empat buah gigi yang diperoleh dari Gatun Formation ditinggalkan oleh megalodon dewasa di Florida.

"Studi kami memberikan hasil bahwa spesimen merepresentasikan sebagian besar megalodon muda berukuran antara 2 hingga 10,5 meter panjangnya," ujar Pimiento.

Misteri Kappa

Di dalam mitologi agama Shinto di Jepang, ada sebuah legenda mengenai makhluk yang diidentifikasikan sebagai dewa air. Makhluk itu disebut Kappa. Namun, tidak seperti makhluk mitologi lainnya, saat ini, paling tidak ada 4 mumi Kappa yang tersimpan dengan rapi di Jepang dan Belanda.


Kappa yang sering diidentifikasi sebagai dewa air memiliki berbagai macam sebutan. Nama lain dari makhluk ini diantaranya adalah Kawataro (bocah air), Kawaka, Kawaranbe, Kyuusenbou, Masunta, Mu jima dan Ningyo.

Kappa bisa dijumpai di danau, sungai, mata air dan bahkan di saluran irigasi. Kadang ia digambarkan memiliki bentuk seperti seekor ular, naga, belut ataupun kura-kura.

Namun deskripsi Kappa yang paling populer adalah bertubuh seperti anak kecil, berwajah kera, memiliki tempurung di punggung, rambut panjang dan kulit bersisik yang berwarna kuning hijau. Beberapa catatan mengatakan makhluk ini dapat mengubah warna tubuhnya seperti bunglon.


Makhluk ini juga disebut memiliki bau seperti ikan dan membenci suara keras dan benda logam. Habitat utama Kappa tersebar di wilayah Kyushu dan sungai Sarugaishi di Honshu.

Satu ciri yang unik dari Kappa adalah adanya sebuah rongga tanpa tutup di atas kepalanya. Rongga bulat ini berisi air yang menjadi sumber kekuatan Kappa.

Jadi jika suatu hari anda bertengkar dengan Kappa, sebelum bertarung, berilah hormat terlebih dahulu dengan cara membungkukkan badan. Kappa yang disebut sebagai makhluk yang memiliki tata krama akan segera membalas dengan membungkukkan badannya juga. Dengan demikian cairan di kepalanya akan tumpah dan kekuatannya akan hilang. Hal ini akan memaksa ia mengundurkan diri dari pertarungan.

Walaupun memiliki ukuran seperti anak kecil, Kappa disebut memiliki kekuatan yang besar. Ia berani menyerang seekor kuda dan mampu menarik mangsanya yang bertubuh lebih besar ke dalam air. Menurut berbagai legenda, Kappa mendapatkan kekuatannya dengan meminum darah dan menyantap isi perut mangsanya.

Walau kadang dideskripsikan sebagai makhluk yang jahat, namun banyak legenda menceritakan mengenai Kappa sebagai makhluk yang baik dan pandai mengobati. Jika ia tertangkap dan diminta untuk berjanji agar tidak mengganggu penduduk lagi, ia pasti akan menepati janjinya.

Pertama kali kisah Kappa muncul pada catatan kuno Nihon Shoki yang berasal dari tahun 720 masehi. Di dokumen itu, Kappa disebut "Kawa no Kami". Pada periode Edo, Ilustrasi mengenai Kappa muncul dalam antologi-antologi dan lukisan. Pada tahun 1910, Kappa mulai mendapat popularitasnya setelah sebuah kisah yang berjudul Tono Monogatari terbit. Dalam kisah itu diceritakan mengenai beberapa makhluk legenda termasuk Kappa.

Namun pada masa ini, Kappa lebih banyak digambarkan sebagai tokoh kartun dengan karakter yang lucu.

Di Jepang, sampai saat ini masih ada sebuah pepatah populer yang berbunyi "Seekor Kappa tenggelam di sungai" yang berarti "bahkan seorang ahlipun bisa melakukan kesalahan".

Seperti yang sudah saya singgung di atas, saat ini diketahui ada 4 mumi Kappa yang tersimpan rapi di beberapa tempat. Namun seperti mumi makhluk aneh lainnya, termasuk mumi Tengu yang pernah saya bahas di tulisan sebelumnya, mumi Kappa juga dianggap sebagai hasil pekerjaan tangan seniman zaman Edo dengan cara menggabungkan bagian-bagian tubuh berbagai hewan.

Namun teori ini masih belum mendapat peneguhan dari forensik ilmiah.

Dibawah ini adalah 4 mumi Kappa yang saya maksud :

Mumi Kappa di National Museum of Ethnology di Leiden, Belanda


Mumi ini dianggap sebagai hasil karya seni yang dibuat dengan cara menggabungkan berbagai bagian tubuh hewan dan dipercaya dibuat untuk tujuan karnaval pada masa periode Edo.

Mumi Kappa di Kuil Zuiryuji di Osaka


Mumi ini memiliki panjang 70 cm dengan bentuk seperti manusia dan diperkirakan berasal dari tahun 1682.

Mumi Kappa di pabrik sake Matsuura di kota Imari


Menurut brosur yang dirilis perusahaan sake ini, mumi itu ditemukan di dalam sebuah kotak kayu pada tahun 1950an oleh seorang tukang bangunan di langit-langit sebuah rumah ketika ia sedang mengganti atapnya. Melihat anehnya makhluk itu, nenek moyangnya kemudian mewariskan mumi ke anak cucunya. Pemiliknya kemudian membangun sebuah altar kecil dan menahbiskan mumi ini sebagai dewa air.

Mumi Kappa di tempat peziarahan di perfektur Kumamoto

Mumi Kappa yang ke-4 terletak di sebuah tempat peziarahan di perfektur Kumamoto. Namun mumi ini tidak memiliki bagian tubuh yang lengkap melainkan hanya sebuah potongan tangan yang dipercaya sebagai milik Kappa.

Selain empat mumi tersebut, di sebuah kuil yang bernama kuil Kappa di wilayah Ueno Asakusa, Tokyo, ada juga sepotong tulang tangan yang dipercaya sebagai milik Kappa.
Menurut pengelola kuil, tempat dimana kuil berdiri dahulu adalah sebuah daerah aliran sungai yang tidak memiliki saluran air yang baik sehingga tempat itu sering dilanda banjir. Konon para penduduk lokal kemudian membangun saluran air dengan bantuan Kappa yang tinggal di sungai Sumida.

Sayang sekali hingga saat ini tidak pernah dilakukan penelitian forensik terhadap mumi-mumi ini sehingga kita masih belum bisa mengetahui keasliannya.
Bisa jadi palsu, bisa jadi asli.

Misteri WereWolf

Walaupun kedengarannya seperti sebuah kisah dalam film Holywood, namun, kisah mengenai manusia yang dapat berubah menjadi serigala dapat ditemukan di banyak negara di dunia.


Bahkan, kisah mengenai makhluk yang biasa dikenal dengan nama Werewolf atau Lycan ini bisa ditemukan di catatan-catatan Yunani kuno.

Werewolf di dalam Literatur KunoHerodotus, dalam bukunya yang berjudul Histories pernah menulis mengenai Neuri, sebuah suku yang berdiam di timur laut Scythia (dekat Ukrainia) yang penduduknya berubah menjadi serigala setiap sembilan tahun.

Dalam mitologi Yunani kuno, raja Arcadia yang bernama Lycaon disebut diubah menjadi serigala oleh dewa Zeus akibat mengorbankan dan memakan daging anaknya sendiri. Nama Lycaon kemudian menurunkan kata Lycanthropy yang kita kenal sekarang ini.

Cendikiawan Roma, Pliny the Elder, juga pernah bercerita mengenai seorang pria yang berubah menjadi serigala setelah memakan isi perut seorang anak kecil.

Lalu, pada tahun 60 Masehi, Gaius Petronius menulis dalam bukunya mengenai Niceros yang menyaksikan temannya berubah menjadi serigala. Niceros bercerita:

"Ketika aku mencari sahabatku, aku menemukannya sedang melepas seluruh pakaiannya dan menaruhnya di pinggir jalan...lalu, ia kencing sambil membentuk lingkaran dengan urinnya di sekeliling pakaian yang tergeletak. Tiba-tiba, ia berubah menjadi serigala. Setelah itu, ia mulai melolong dan berlari masuk ke hutan."

Walaupun lebih banyak ditemukan di Eropa, kisah mengenai werewolf juga bisa ditemukan di wilayah di luar Eropa.

Di kalangan suku Indian Amerika, makhluk serupa dikenal dengan nama Skin Walker. Di Turki disebut Turkadam, sedangkan di Amerika tengah dikenal dengan nama Nagual. Percaya atau tidak, di Eropa dan Amerika, Leak Bali dianggap sebagai Werewolfnya Indonesia.

Karakteristik Werewolf
Menurut legenda, pada saat bulan purnama, seorang manusia, dalam kondisi tertentu akan berubah menjadi serigala. Tubuhnya akan menjadi tinggi dan kuat. Matanya bersinar terang seperti hewan pada umumnya dan alisnya yang lebat akan bertemu di tengah. Mulutnya terlihat selalu kering, seperti orang yang kehausan.

Kulitnya kasar dan ditumbuhi bulu yang lebat. Telinganya berubah menjadi lancip seperti anjing dengan gelambir yang menggantung di lehernya. Bedanya dengan serigala, werewolf tidak memiliki ekor.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi werewolf dalam rupanya sebagai manusia adalah dengan melukai tubuhnya. Jika ia adalah werewolf, maka di bagian tubuh yang terluka akan terlihat adanya bulu seperti serigala.

Cara lainnya, menurut legenda Rusia, seorang werewolf dapat dikenali dengan adanya bulu di bawah lidahnya.

Walaupun dalam film-film Holywood disebutkan kalau werewolf bisa dibunuh dengan peluru perak, karakteristik ini tidak bisa ditemukan di dalam legenda.

Bagaimana cara berubah menjadi Werewolf
Di Italia, Perancis dan Jerman, disebutkan kalau seseorang dapat berubah menjadi werewolf dengan cara tidur di luar rumah pada saat bulan purnama musim semi yang jatuh pada hari rabu atau jumat tertentu.

Lalu, ada juga yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi werewolf karena digigit oleh werewolf lain. Ini membuatnya menjadi sama seperti legenda Vampire. Ada lagi yang percaya kalau seseorang bisa berubah menjadi werewolf karena dikutuk.

Tetapi, kebanyakan legenda percaya kalau transfigurasi seorang manusia menjadi werewolf terutama diakibatkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas satanic atau sihir.

Pandangan ini meluas pada abad pertengahan di Eropa yang diiringi dengan perburuan werewolf, vampire dan penyihir. Di Perancis sendiri, antara tahun 1520 hingga tahun 1630, ada sekitar 30.000 orang yang ditangkap karena dianggap sebagai werewolf. Kebanyakan dari tersangka ini kemudian menjalani penyiksaan dan interogasi yang keji hingga tewas.

Walaupun sering dianggap sebagai aktifitas satanic, ada sebuah kisah yang cukup membingungkan.

Pada tahun 1692, seorang pria berusia 80 tahun yang bernama Thiess dari Livonia memberikan kesaksian di bawah sumpah kalau ia dan beberapa teman lainnya adalah werewolf yang disebutnya sebagai "Anjing pemburu Tuhan".

Ia mengklaim kalau mereka adalah perajurit yang diutus Tuhan untuk memburu para penyembah setan dan para penyihir. Thiess juga mengatakan kalau kelompok werewolf seperti dia juga terdapat di Rusia dan Jerman.

Kesaksian Thiess dianggap sebagai penghujatan terhadap Tuhan dan ia dihukum 10 kali cambukan karenanya.

Werewolf dan Vampire
Bagaimana hubungan antara werewolf dan vampire? Kita melihat mereka bermusuhan seperti di film underworld, apakah benar seperti itu?

Sepertinya tidak. Pada abad pertengahan, di Eropa berkembang kepercayaan kalau jasad mereka yang dibunuh karena dianggap werewolf harus dikremasi. Jika tidak, maka jasad itu akan bangkit dari kubur sebagai Vampire.

Ini mengindikasikan kalau masyarakat waktu itu percaya werewolf dan vampire adalah satu oknum.

Di Serbia, Bulgaria dan Slovakia, Vampire dan Werewolf juga dianggap sebagai makhluk yang sama yang dikenal dengan nama Vulkodlak.

Penampakan Signifikan
Salah satu alasan mengapa kisah mengenai werewolf bisa bertahan selama ribuan tahun adalah akibat banyaknya laporan penampakan yang terjadi selama rentang waktu itu.

Misalnya, tahun 1790. Dua orang pengembara sedang berada di Wales Utara ketika seekor hewan besar menyerang kuda mereka. Satu kuda mati terbunuh. Peristiwa ini terjadi saat bulan purnama terlihat di atas langit. Banyak yang percaya kalau makhluk yang menyerang mereka adalah seekor werewolf.

Lebih dari 200 tahun setelah peristiwa itu, tepatnya di tahun 1992, juga di Wales, surat kabar lokal memberitakan mengenai makhluk aneh sebesar beruang yang terlihat berkeliaran di tempat itu. Seorang petani sempat melihat makhluk itu saat bulan purnama dan ia menemukan dua ekor dombanya sudah mati. Sebagian orang juga percaya kalau makhluk itu adalah seekor werewolf.

Legenda Beast of Gevaudan yang meneror Perancis tahun 1760an juga sering dianggap sebagai kasus klasik Werewolf.

Para saksi mata yang melihat makhluk itu mendeskripsikannya sebagai makhluk yang mirip dengan anjing atau serigala.

Beast of Gevaudan tercatat melakukan 11 kali penyerangan dimana kebanyakan korbannya adalah wanita dan anak-anak. Para korban tewas ditemukan dengan tubuh termutilasi dan menunjukkan tanda-tanda dimangsa.


Militer Perancis sampai mengerahkan pasukan untuk memburu makhluk itu. Namun, tidak membawa hasil.

Dari antara semua penampakan modern mengenai werewolf, mungkin penampakan yang paling luar biasa adalah apa yang dialami oleh Mrs.Delburt Gregg dari Texas.

Pada suatu malam di tahun 1958, Mrs.Gregg sedang sendirian di kamarnya ketika ia mendengar suara seperti menggaruk di jendelanya. Sekilas, ia bisa melihat adanya seekor makhluk besar berbulu seperti serigala yang sedang menatapnya dengan mata bersinar. Mrs.Gregg juga bisa melihat gigi taringnya yang putih.

Menyadari kehadirannya telah diketahui, makhluk itu kemudian segera berlari masuk ke dalam semak-semak.

Mrs.Gregg bercerita:

"Setelah beberapa saat, aku menyaksikan satu sosok keluar dari semak-semak. Tetapi, aku tidak melihat adanya serigala berbulu lebat. Figur yang terlihat keluar adalah seorang pria yang sangat tinggi yang kemudian berjalan terburu-buru hingga menghilang di kegelapan malam."

Penampakan Mrs.Gregg sangat sesuai dengan gambaran werewolf versi Holywood.

Kalau begitu, apakah benar ada makhluk werewolf seperti yang digambarkan oleh film-film Holywood?

Penjelasan Alternatif

Sepertinya sulit mengabaikan keberadaan makhluk ini. Jika werewolf hanyalah sebuah cerita rakyat, dongeng atau rekaan Holywood, mengapa kisah penampakan makhluk ini bisa tersebar ke seluruh dunia sejak ribuan tahun yang lalu?

Jika kisah werewolf baru muncul beberapa puluh tahun belakangan, mungkin kita bisa berargumen kalau televisi dan media yang telah menyebarkannya. Tetapi, sepertinya setiap wilayah di dunia, punya kisah werewolfnya masing-masing.

Jadi, apakah makhluk yang disebut werewolf benar-benar ada?

Sebelum masuk ke situ, mungkin ada baiknya kita melihat beberapa teori alternatif yang berusaha menjelaskan mengenai makhluk ini.

Teori alternatif ini dibuat berdasarkan premis kalau tidak ada manusia yang bisa berubah menjadi serigala. Yang ada adalah salah interpretasi atau cerita hiperbolik yang diceritakan secara turun-temurun.

Ini adalah beberapa diantaranya:

Pria berpakaian serigala
Ada sebuah peristiwa mengerikan terjadi di kota Bedburg, Jerman, pada tahun 1591. Suatu hari, sekelompok penduduk berhasil mengepung seekor serigala yang masuk ke desa. Lalu mereka mulai menyerang serigala itu dengan kayu. Anehnya, serigala itu tidak berusaha untuk lari atau melawan.

Tiba-tiba, para penduduk melihat hewan itu berdiri dan makhluk yang dianggap sebagai serigala itu ternyata adalah seorang pria paruh baya yang mengenakan kulit serigala. Mereka mengenalinya sebagai Peter Stubbe, salah satu penduduk Bedburg juga.

Para penduduk lalu membawanya ke desa dan mulai menginterogasinya. Stubbe mengakui kalau ia telah membunuh 16 orang, termasuk 2 perempuan hamil dan 13 anak-anak.

Lalu, ia mulai bercerita lebih jauh.

Pada usia 12 tahun, Stubbe sudah tertarik dengan ilmu sihir dan mulai mempelajarinya. Bertahun-tahun kemudian, ia semakin serius mempelajarinya dan bahkan ia memulai perjanjian dengan setan. Tidak butuh waktu lama, Stubbe mulai dipenuhi dengan angan-angan untuk membunuh. Ketika mengincar mangsanya, Ia akan bersembunyi di hutan sambil menyamar menjadi serigala.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Stubbe terbilang cukup sadis. Ia biasa merobek tenggorokan korbannya dan menghisap darahnya. Secara perlahan, keinginannya akan darah menjadi tidak tertahankan sehingga ia terus membunuh untuk memuaskannya. Dalam banyak kesempatan Stubbe bahkan memakan daging korbannya.

Yang paling mengerikan dari kejahatan Stubbe adalah kejahatan yang dilakukannya terhadap anaknya sendiri.

Suatu hari, Ia membawa anak laki-lakinya yang masih kecil ke hutan, memecahkan tengkoraknya dan memakan otaknya.

Peter Stubbe tercatat sebagai salah satu pembunuh berantai paling sadis di dalam sejarah dunia. Kejahatan yang dilakukannya begitu mengerikan sehingga pengadilan memutuskan untuk menghukum matinya dengan cara yang tak kalah sadis. Tubuhnya diikat di sebuah roda, lalu, daging tubuhnya dicabik-cabik dengan besi panas. Kaki dan tangannya kemudian dipatahkan dan akhirnya ia dipenggal. Sisa mayatnya lalu dibakar menjadi abu.

Peristiwa pembunuhan Peter Stubbe terjadi pada abad pertengahan dimana Eropa sedang berada pada masa dimana tahayul merajalela. Bisa jadi kisah ini tersebar luas dan menimbulkan rumor mengenai adanya makhluk jadi-jadian bernama Werewolf.

Halusinasi

Penulis pertama yang mengkaitkan antara werewolf dengan penyakit adalah Marcellus Sidetes (abad 2 Masehi), seorang Yunani yang tinggal di Turki dan menulis buku mengenai pengobatan.

Ia menyebutkan kalau ada kasus dimana seseorang mengalami perasaan yang menuntunnya untuk percaya kalau ia adalah serigala yang kemudian membuat orang tersebut berkeliaran di pemakaman.

Argumen Sidetes kemudian dikonfirmasi oleh sains modern yang mendukung adanya kemungkinan ini. Salah satunya adalah keracunan ergot (sekumpulan jamur genus Claviceps). Mereka yang keracunan jamur jenis ini bisa mengalami halusinasi yang cukup parah dan bisa menganggap diri mereka sebagai hewan, atau merasa sedang diserang oleh hewan.

Salah satu kasus terburuk keracunan Ergot terjadi pada tahun 1951 di kota Pont St.Espri di Perancis. Sekitar 135 orang masuk rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Kasus ini terjadi akibat para penduduk memakan roti yang telah terinfeksi ergot. Jamur ini telah membuat mereka mengalami halusinasi yang membuat mereka percaya kalau harimau dan ular sedang menyerang mereka.

Tentu saja teori ini tidak bisa menjelaskan mengapa di tempat yang tidak pernah ditemukan ergot juga dilaporkan adanya penampakan werewolf.

Karena itu, kita masuk ke sebuah sebuah teori lain yang lebih populer. Teori ini percaya kalau werewolf sebenarnya adalah manusia yang terkena kelainan yang disebut Hypertrichosis atau werewolf syndrome.

Hypertrichosis (Werewolf Syndrome)

Jika werewolf hanya didefinisikan sebagai manusia berbulu lebat seperti serigala, maka sepertinya kita telah mendapatkan penjelasannya lewat kelainan yang disebut Hypertrichosis, kadang disebut werewolf syndrome.

Mereka yang menderita kelainan ini mengalami pertumbuhan rambut di tubuh dalam jumlah yang tidak wajar. Ada yang mengalami kelainan ini sejak lahir dan ada pula yang mengalaminya karena faktor eksternal seperti efek samping pengobatan.


Untuk yang mendapatkannya sejak lahir, belum ditemukan pengobatan yang bisa menyembuhkannya. Yang bisa dilakukan hanyalah mencukur rambut dengan teratur.

Kasus Hypertrichosis bawaan dari lahir boleh dibilang sangat langka karena sejak abad pertengahan hanya ada 50 kasus yang tercatat.


Tetapi, masalahnya, penderita Hypertrichosis tidak pernah berubah dari manusia menjadi serigala dan sebaliknya. Jadi, penjelasan ini pun sepertinya tidak sesuai dengan legenda werewolf.

Jadi, makhluk apakah werewolf ini sebenarnya?

Werewolf dan aktivitas sihir
Apakah makhluk ini berasal dari aktivitas sihir?

Ataukah makhluk ini seekor cryptid yang belum dikenal?

Namun, pertanyaan terpentingnya adalah, apakah manusia bisa berubah menjadi hewan?

Jika semua teori di atas tidak bisa menjelaskannya, maka saya rasa, jawaban paling "masuk akal" adalah: Werewolf memang ada dan ya, manusia bisa mengalami transfigurasi menjadi hewan dengan melakukan sihir tertentu.

Tapi, jika kalian tidak mempercayai adanya sihir yang bisa menyebabkan seorang manusia mengalami transfigurasi menjadi hewan, maka saya tidak punya teori lagi untuk dikemukakan.

Misteri Unicorn

Di dalam Novel Harry Potter, membunuh Unicorn dianggap sebagai dosa besar melawan alam. Namun Lord Voldermort tetap membunuh makhluk itu karena darahnya dipercaya dapat memberikan hidup abadi bagi mereka yang meminumnya. Begitulah hebatnya penghargaan yang diberikan kepada makhluk misterius ini. Namun apakah ia benar-benar pernah ada di dunia ini? ataukah ia hanya muncul di imajinasi para penulis fiksi?


Unicorn dalam sejarah

Dalam legenda modern yang muncul pada abad pertengahan, Unicorn digambarkan sebagai makhluk berbentuk kuda dengan satu tanduk di kepalanya.

Dalam versi yang lebih tradisional, makhluk ini digambarkan memiliki kuku belah, janggut seperti kambing dan ekor seperti singa. Namun satu hal yang sama dari deskripsi tradisional dan modern adalah keberadaan satu tanduk di kepalanya.

Pertama kali makhluk ini dikenal adalah lewat kebudayaan-kebudayaan kuno India. Pada stempel berusia 2.500 tahun yang ditemukan di Mohenjo Daro dan Harappa, kita dapat melihat bentuk kuno dari seekor Unicorn beserta inskripsi yang masih belum terpecahkan.


Selain India, Cina juga memiliki Unicornnya sendiri. Makhluk ini dikenal dengan sebutan Qilin. Di Jepang, ia dikenal dengan sebutan Kirin dan digambarkan memiliki tubuh seperti rusa, sisik berwarna hijau dan sebuah tanduk panjang di kepala.

Pada abad pertengahan, pengaruh Unicorn sampai ke Eropa dan mulai digunakan sebagai objek seni dan simbol-simbol kebangsawanan. Pada masa ini, karakter Unicorn telah berubah menjadi makhluk yang benar-benar menyerupai kuda seluruhnya dengan satu tanduk di kepalanya.

Seiring dengan bangkitnya paham humanisme, Unicorn mendapatkan tempat tersendiri sebagai simbol cinta yang murni dan pernikahan yang setia.

Menurut legenda yang beredar di Eropa, Unicorn disebut hanya bisa ditaklukkan oleh seorang perawan. Karena itulah, para perawan seringkali digunakan sebagai umpan untuk menangkap makhluk ini di alam liar.

Dalam kepercayaan yang lebih populer, tanduk Unicorn disebut dapat menetralkan racun. Karena itu, menurut legenda, tanduknya pernah digunakan sebagai bahan pembuat gelas seremonial yang digunakan oleh keluarga kerajaan, walaupun banyak yang percaya kalau tanduk yang digunakan sebenarnya bukanlah tanduk hewan mitologi Unicorn, melainkan tanduk dari Narwhal, paus Unicorn.

Lalu, pertanyaannya adalah apakah makhluk misterius ini benar-benar pernah ada di dunia?

Unicorn lainnya

Sebenarnya kita memiliki makhluk Unicorn di masa modern ini.

Misalnya, makhluk yang telah umum kita jumpai ini, yaitu badak.


Atau Narwhal, paus Unicorn yang tanduknya bisa mencapai panjang hingga 3 meter.


Selain hewan yang memang memiliki karakteristik seperti itu, kita juga memiliki Unicorn yang terjadi karena kelainan yang tidak umum.

Misalnya, rusa Unicorn yang lahir di Italia.


Atau pria Unicorn yang berasal dari Cina.


Para seniman yang begitu ingin memiliki Unicorn sendiri bahkan bertindak lebih jauh. Mereka melakukan prosedur implantasi atau manipulasi pada tanduk hewan sehingga menghasilkan Unicorn.

Seperti yang bisa kita lihat pada kambing ini.


Atau sapi ini.


Tetapi, tentu saja kita tidak membahas makhluk-makhluk diatas. Kita sedang membahas makhluk yang gagah ini:


Mungkinkah ia pernah ada di dunia?

Ilmu pengetahuan modern mencatat kalau makhluk seperti itu tidak pernah ada. Namun ada catatan-catatan masa lampau yang sepertinya menunjukkan kalau makhluk misterius ini mungkin pernah hidup di beberapa bagian dunia.

Hal ini diperkuat dengan fakta kalau informasi mengenai Unicorn hampir tidak bisa kita temui di dalam mitologi Yunani. Para penulis Yunani kuno yang pernah menyinggung mengenai makhluk ini seluruhnya beranggapan kalau makhluk ini benar-benar ada, tepatnya di India. Ini mengkonfirmasikan penemuan stempel Mohenjo Daro dan Harappa.

Penulis yang pertama kali menyinggung mengenai keberadaan makhluk ini adalah Ctesias yang mendeskripsikan Unicorn sebagai keledai liar dengan satu tanduk berwarna putih, merah dan hitam sepanjang 1,5 cubit.

Ctesias mendeskripsikan makhluk itu sebagai berikut:
"Unicorn adalah makhluk asli India. Ukurannya sebesar keledai dengan kepala berwarna ungu kemerahan. Tubuhnya berwarna putih, matanya berwarna biru dengan sebuah tanduk muncul dari dahinya. Ujung tanduk itu berwarna merah terang, tengahnya berwarna hitam dan putih di pangkalnya. Panjangnya kira-kira 18 inci"
Ctesias juga yang pertama kali melaporkan kalau tanduk Unicorn bisa digunakan untuk menetralisir racun.

Penulis lain, Strabo, juga pernah menyinggung mengenai keberadaan seekor kuda bertanduk di wilayah Caucasus.

Deskripsi yang lebih lengkap kemudian diberikan oleh sejarawan Romawi, Pliny the elder. Mengenai Unicorn, Ia menulis:
"Makhluk yang sangat ganas ini disebut Monoceros dan memiliki kepala seperti rusa, kaki seperti gajah, dan ekor seperti babi hutan, sementara bagian tubuhnya yang lain seperti kuda. Ia mengeluarkan suara rendah yang dalam dan memiliki satu tanduk berwarna hitam yang keluar dari tengah dahinya dengan panjang kira-kira dua cubit."
Beberapa sejarawan mendebatkan deskripsi Pliny ini. Ada yang beranggapan kalau ia hanya mendeskripsikan seekor badak dan bukan kuda bertanduk. Namun badak sepertinya tidak "memiliki kepala seperti rusa dan bagian tubuh yang lain seperti kuda".

Selain Pliny, Julius Ceaser juga pernah menyinggung mengenai makhluk ini dengan deskripsi yang mirip dengan Pliny. Menurutnya:
"Kepalanya seperti rusa, kakinya seperti gajah, tanduknya memiliki panjang sekitar 90 cm dengan ekor menyerupai babi hutan."
Apakah mereka sedang membicarakan seekor badak?

Jika bukan, adakah catatan-catatan lain yang lebih modern yang mengkonfirmasikan keberadaan makhluk ini?

Jawabannya: ada.

Laporan penampakan
Pada tahun 1486, Berhanrd Von Breydenbach, seorang penatua di katedral Mainz, menceritakan sebuah kisah menarik mengenai perjumpaan dengan Unicorn. Ia menuangkannya dalam buku berjudul "Peregrinatio in Terram Sanctam"atau "Perjalanan ke tanah suci".

Perjumpaan ini terjadi pada tahun 1483 ketika ia bersama satu rombongan beranggotakan 150 orang pergi ke timur tengah untuk melakukan ziarah rohani. Dalam perjalanan ini, mereka berangkat dari Venice menuju Jaffa, lalu ke Ramala dengan karavan.

Dari situ mereka melanjutkan perjalanan ke Yerusalem dan mengunjungi semua tempat-tempat suci disitu. Setelah itu rombongan pergi menuju gurun Sinai dan mengunjungi biara Santa Catharina. Di tempat itu, salah seorang peziarah bernama Felix Fabri bersama sekelompok orang yang sedang bersamanya melihat seekor Unicorn sedang berdiri di atas bukit dekat kaki gunung Sinai. Felix bersama rombongan mengamati makhluk ini dengan seksama untuk beberapa lama. Penampakan ini terjadi pada tanggal 20 September 1483.

Pada tahun 1530, Ludovica de Bartema, seorang bangsawan Italia yang melakukan perjalanan ke Mesir, Arab dan India juga bertemu dengan makhluk misterius ini. Ketika hendak masuk ke Mekkah, ia menggunakan nama samaran Mussulman supaya bisa membaur dengan rombongan karavan peziarah lainnya. Di kota itu, Bartema mengaku melihat dua ekor Unicorn. Tubuh makhluk itu berwarna kuning coklat. Kepalanya seperti rusa dengan leher dan surai yang panjang. Kakinya pendek dan memiliki kuku seperti kambing. Menurut penduduk lokal, kedua hewan itu adalah pemberian dari raja Etiopia yang hendak dipersembahkan kepada sultan Mekkah.

Kesaksian Bartema menunjukkan kalau pada masa itu, Unicorn mungkin hidup di Etiopia atau Afrika. Ini ditegaskan dengan kesaksian lain dari Don Juan Gabriel, seorang kolonel Portugis yang tinggal di Etiopia selama beberapa tahun. Menurutnya, ia pernah melihat Unicorn di propinsi Damota. Makhluk itu berukuran seperti kuda dan berwarna agak gelap. Beberapa orang portugis lainnya yang tinggal di negara itu juga melaporkan pernah melihat Unicorn sedang merumput di sebuah bukit di distrik Namna.

Pada abad yang lebih modern, laporan penampakan Unicorn diceritakan oleh seorang naturalis Swedia bernama Dr.Sparrmann. Pada tahun 1772-1776, ia melakukan penelitian di Good Hope dan menulis dalam jurnalnya mengenai seorang pria bernama Jacob Kock.

Kock yang saat itu melakukan perjalanan menuju Afrika bagian selatan menemukan batu-batuan yang berukirkan Unicorn. Batu-batu ini ternyata diukir oleh suku setempat yang bernama Hottentots. Berdasarkan wawancara Kock dengan anggota suku tersebut, diketahui kalau Unicorn sesungguhnya telah dikenal dengan baik diantara suku Hottentots. Warga suku tersebut mengatakan kalau Unicorn memiliki bentuk seperti kuda dengan satu tanduk di kepalanya. Makhluk ini juga bisa berlari dengan sangat cepat.

Kisah yang diceritakan Dr.Sparrmann kemudian mendapatkan konfirmasi dari kisah lain yang diceritakan oleh Mr.Henry Cloete pada tahun 1792 kepada akademi ilmu pengetahuan Selandia Baru.

Mr.Cloete menceritakan mengenai pengalaman Gerrit Slinger, salah seorang anggota suku Hottentots yang saat sedang berperang dengan suku Bushmen, menjumpai sembilan Unicorn dan menembak salah satunya. Menurut Slinger:
"Makhluk itu menyerupai seekor kuda dengan warna abu-abu terang. Di bawah rahangnya ada garis putih. Ia juga memiliki satu tanduk yang tumbuh tepat di tengah kepalanya. Kepala makhluk ini seperti kuda dan ukurannya pun kira-kira sama."
Mr.Cloete juga menegaskan kalau hewan ini telah dikonfirmasikan keberadaannya oleh suku Hottentots.

Menarik.

Walaupun mungkin tidak persis seperti gambaran yang kita miliki di buku-buku fiksi, sepertinya makhluk bertanduk satu menyerupai kuda benar-benar pernah ada di dunia!

Elasmotherium
Tentu saja sebagian peneliti akan tetap menolak keberadaannya dan menganggap Unicorn hanya sebagai makhluk rekaan atau makhluk mitologi seperti naga. Namun ada sebagian peneliti yang mencoba untuk melihat dasar pembentukan kepercayaan mengenai Unicorn.

Mereka percaya kalau Unicorn itu mungkin adalah makhluk yang disebut Elasmotherium, seekor badak Eurasia yang sudah punah jutaan tahun yang lalu.


Walaupun diperkirakan telah punah jutaan tahun yang lalu, anehnya, di beberapa suku purba di dunia ada legenda mengenai hewan besar berambut yang berbentuk seperti sapi dengan satu tanduk besar di kepalanya. Persis seperti Elasmotherium.

Legenda-legenda suku ini dipercaya telah menjadi dasar pembentukan legenda Unicorn modern.

Namun, apakah Elasmotherium terlihat memiliki tubuh seperti kuda seperti deskripsi para penulis kuno? Sepertinya tidak.

Kalau begitu mungkinkah di luar sana masih ada hewan misterius yang kita kenal dengan sebutan Unicorn?

Misteri Jersey Devil

Berkepala seperti kuda dengan sepasang sayap yang besar, Jersey Devil telah membawa teror dan ketakutan selama lebih dari 250 tahun. Walapun identitasnya masih misterius, ada banyak aspek dari legenda monster ini yang membuat para skeptis pun terpaksa harus mengakui adanya unsur kebenaran di dalamnya, seperti penampakan makhluk ini yang dilaporkan oleh lebih dari 1.000 orang di 30 kota pada tahun 1909.


Jersey Devil yang kadang juga disebut Leeds Devil adalah makhluk cryptid legendaris yang mendiami wilayah Pine Barrens di New Jersey Selatan. Makhluk ini memliki kepala seperti kuda bertanduk dan memiliki sepasang sayap yang memampukannya untuk terbang.


Asal mula legenda Jersey Devil
Legenda Jersey Devil bermula dari kisah rakyat Amerika Serikat yang diceritakan dari mulut ke mulut. Walaupun kisah mengenainya sangat beragam, namun kisah yang paling umum menyebutkan kalau Jersey Devil berasal dari sebuah keluarga bermarga Leeds.

Nyonya Leeds memiliki banyak anak. Ketika ia mengandung anak ke-12, ia merasa sangat lelah sehingga ia bersumpah jika ia mengandung anak lagi, maka biarlah anak itu menjadi iblis.

Pada tahun 1735, Nyonya Leeds mengandung anak ke-13.

Pada suatu malam, ketika badai dan hujan lebat mengguyur bumi, Nyonya Leeds mengalami sakit bersalin dan bersiap untuk melahirkan. Teman-teman dan kerabatnya berkumpul mengelilinginya.

Legenda mengatakan, ketika bayi itu lahir, awalnya semua terlihat normal. Namun kemudian bayi itu segera berubah bentuk menjadi makhluk aneh dengan kepala berbentuk kuda bertanduk dengan dua sayap seperti kelelawar dan ekor panjang yang ujungnya seperti garpu.

Segera setelah ia berubah bentuk, makhluk itu menggeram dan menjerit tidak karuan. Lalu ia membunuh bidan yang membantu kelahirannya dan terbang keluar lewat cerobong asap. Ia terbang mengelilingi desa untuk beberapa saat sebelum menghilang di area Pine Barrens.


Deborah Leeds dan Jersey Devil
Walaupun kisah Jersey Devil kedengaran seperti sebuah dongeng, namun Nyonya Leeds yang menjadi tokoh sentral dalam legenda ini ternyata benar-benar ada. Namanya adalah Deborah Leeds dan suaminya bernama Japhet Leeds.

Hal ini didukung dengan fakta historis kalau Japhet Leeds menulis nama 12 orang anaknya di dalam surat wasiatnya pada tahun 1736 yang artinya sesuai dengan legenda Jersey Devil. Mereka juga tinggal di New Jersey, wilayah tempat kediaman Jersey Devil.

Tetapi, peristiwa berubahnya anak ke-13 mereka menjadi Jersey Devil tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Penampakan Jersey DevilSejak menghilang pada malam kelahirannya, Jersey Devil tidak terlihat lagi selama beberapa puluh tahun. Lalu, pada tahun 1778, ia muncul kembali. Saat itu komodor Stephen Decatur sedang mengunjungi Pine Barens untuk menguji jarak jangkau tembakan meriam kanon.

Tidak disangka-sangka, ia menyaksikan seekor makhluk pucat sedang terbang di atas kepalanya.

Dengan menggunakan tembakan meriam, Decatur berhasil menembak lapisan membran sayap makhluk itu. Namun makhluk itu terus terbang seperti tidak terganggu oleh akibat dari tembakan itu.

Joseph Bonaparte, mantan raja Spanyol yang juga kakak dari Napoleon Bonaparte disebut juga pernah melihat Jersey Devil ketika ia sedang berburu di Bordentown, New Jersey, sekitar tahun 1820.

Tahun 1840, hewan-hewan ternak ditemukan mati secara misterius di New Jersey dan Jersey Devil dianggap sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Para peternak melaporkan mendengar suara jeritan aneh pada malam pembunuhan. Laporan pembunuhan ternak serupa juga dilaporkan pada tahun 1841.

Pada abad ke-19, Jersey Devil hanya terlihat sesekali dan belum mendapatkan perhatian yang cukup besar. Namun memasuki abad ke-20, tepatnya pada tahun 1909, Jersey Devil menjadi headline dan memenuhi halaman-halaman utama media-media lokal di Amerika ketika lebih dari 1.000 orang di 30 kota melaporkan penampakan makhluk itu yang terjadi selama periode 16-23 Januari 1909.

Penampakan-penampakan ini membuat nama Jersey Devil mulai dikenal di seluruh Amerika Serikat.
Ilustrasi Jersey Devil yang pertama dibuat

Permulaan penampakan di minggu itu terjadi pada tanggal 16 Januari 1909 ketika Jersey Devil terlihat terbang di Woodbury. Keesokan harinya, beberapa orang menyaksikannya di Bristol, Pennsylvania. Penampakan itu diikuti oleh penemuan jejak-jejak aneh di atas salju di kota Burlington pada keesokan harinya.

Tanggal 19 Januari, Nelson Evans dan istrinya yang tinggal di Gloucester menyaksikan makhluk itu dari jendela rumah mereka. Nelson mendeskripsikan makhluk itu sebagai berikut :
"Tingginya sekitar 1 meter dengan kepala seperti seekor anjing Collie dan wajahnya menyerupai kuda. Lehernya panjang dan rentang sayapnya memiliki panjang sekitar 60 centimeter. Kaki belakangnya menyerupai kaki bangau dan makhluk itu juga memiliki surai seperti kuda. Ia berjalan dengan dua kaki belakangnya. Selain itu ia juga memiliki dua kaki depan yang pendek dengan cakar. Aku dan istriku begitu ketakutan. Tetapi kami akhirnya dengan berani membuka jendela dan berteriak 'Huss, huss'. Makhluk itu berbalik arah, menyalak dan terbang."
Tanggal 20 Januari, Para penduduk menyaksikan Jersey Devil terbang di atas kota Moorestown.

Tanggal 21 Januari, Makhluk itu menyerang sebuah mobil di Haddon Heights, Clayton. Lalu beberapa saksi lainnya melihat makhluk itu menabrak kereta api, namun tidak mati.

Laporan penampakan terus terjadi dari Philadelphia, Pennsylvania hingga West Collingswood.

Di West Collingswood, dua orang pejalan kaki melaporkan melihat Jersey Devil bertengger di atap sebuah rumah. Lalu, petugas pemadam kebakaran yang dipanggil segera menyerangnya dengan menyemprotkan air. Makhluk itu kemudian menghindar dengan terbang dan mendarat di jalan raya. Petugas pemadam kebakaran terus menyemprotkan air hingga makhluk itu terbang dan menghilang di kegelapan malam.

Di Bristol, seorang petugas polisi bernama James Sackville melihat monster itu ketika sedang berpatroli pada malam hari. James sedang berjalan di sebuah lorong yang lumayan gelap ketika makhluk itu melompat ke jalan dan mengeluarkan suara teriakan yang aneh. Kemudian, Ia menembakkan revolvernya ke arah makhluk itu. Namun, sepertinya peluru itu tidak mengenainya karena makhluk itu segera mengembangkan sayapnya dan terbang.

Pada minggu yang sama juga, Mrs. Mary Sorbinski mendengar gonggongan anjing peliharaannya dari arah halaman depan rumahnya di Camden. Lalu, ia bergegas keluar dan melihat Jersey Devil sedang mencengkeram anjing itu di tangannya.

Melihat itu, Mrs.Sorbinski berusaha menyelamatkan anjing itu dengan berteriak dan memukul makhluk itu dengan sapu. Usahanya berhasil, anjingnya dilepaskan dan makhluk itu terbang. Mrs.Sorbinski membawa masuk anjingnya yang terluka parah dan segera menelepon polisi.

Sekitar 100 orang lebih yang mendengar teriakan Mrs.Sorbinski segera datang dan berkerumun di depan rumahnya. Lalu, tiba-tiba mereka mendengar sebuah teriakan aneh dari arah Kaigan Hill. Saat itu, polisi sudah tiba. Ketika mereka bersama-sama menuju ke bukit itu, mereka menyaksikan makhluk itu terbang menjauh.

Pada tanggal 22 Januari, Jersey Devil telah berhasil menciptakan teror terbesar di New Jersey dengan membuat para penduduknya dicengkeram ketakutan. Sekolah-sekolah, perkantoran, pabrik-pabrik dan pusat-pusat kegiatan lainnya diliburkan karena orang-orang tidak berani keluar rumah.

Karena peristiwa minggu penampakan yang luar biasa ini, bahkan para skeptis sekalipun terpaksa harus mengakui kalau memang ada sesuatu di luar sana yang telah membuat seluruh negara bagian ketakutan. Lagipula, penampakan makhluk itu bukan hanya dilaporkan oleh masyarakat biasa, melainkan juga oleh para pejabat, anggota polisi dan warga terhormat lainnya.

Selama periode ini, kebun binatang Philadelphia bahkan menawarkan hadiah 10.000 dolar bagi siapa saja yang dapat menangkap makhluk ini.

Setelah teror tahun 1909, Jersey Devil menghilang entah kemana.

Lalu, ia kembali muncul pada tahun 1927. Saat itu, seorang pengemudi taksi yang sedang dalam perjalanannya menuju Salem mengalami pecah ban. Ia berhenti untuk mengganti bannya. Sementara ia mengganti ban, ia dikejutkan dengan suara kepakan sayap dan ia melihat makhluk aneh yang berdiri tegak dan berbulu lebat mendarat di atas atap taksinya. Makhluk itu menggoyang-goyangkan mobilnya dengan kencang dan kemudian terbang kembali. Supir Taksi itu percaya kalau ia telah melihat Jersey Devil.

Pada tahun 1951, seorang bocah berusia 10 tahun di Gibbstown, New Jersey, mengaku melihat seekor monster aneh serupa Jersey Devil yang menjerit di dekat DuPont Clubhouse. Monster ini membuat bocah tersebut pingsan karena ketakutan.

Laporan penampakan yang paling baru terjadi pada pertengah Desember 1993. Saat itu, seorang polisi hutan bernama John Irwin sedang menyetir di sepanjang sungai Mullica di New Jersey ketika ia dikejutkan dengan seekor makhluk berkaki dua dan berbulu yang melompat ke depan mobilnya. Kepalanya menyerupai rusa dengan tanduk dan matanya berwarna merah menyala. Makhluk itu memandang Irwin untuk beberapa saat dan kemudian berlari ke dalam hutan.

Peristiwa mirip juga terjadi pada tahun 1995 ketika Sue Dupre yang sedang menyetir di dekat sebuah danau di New Jersey dikejutkan dengan seekor hewan yang melompat menyeberangi jalan. Hewan itu disebutnya memiliki kepala seperti Armadillo.

Walaupun ada kemungkinan kalau Irwin dan Dupre melihat seekor rusa, namun keduanya percaya kalau mereka telah mengalami perjumpaan dengan Jersey Devil.

Makhluk apakah Jersey Devil ini sebenarnya? Benarkah makhluk seperti ini benar-benar ada?

Makhluk apakah itu?
Beberapa skeptis percaya kalau Jersey Devil sebenarnya hanyalah karangan dari para imigran Inggris. Sejak dulu, Pine Barrens merupakan wilayah yang terisolasi. Karena itu, tempat itu menjadi tempat favorit bagi mereka yang mencari perlindungan, termasuk para pemberontak keagamaan, buronan hingga para desertir militer. Kelompok orang-orang yang bersembunyi tersebut kemudian membentuk kelompok yang disebut Pineys.

Karena adanya kelompok ini, Pine Barrens dianggap sebagai lokasi yang rawan dan berbahaya. Kombinasi antara persepsi dan imajinasi para penduduk sekitar mungkin telah membantu terciptanya legenda Jersey Devil karena lebih gampang membayangkan adanya seekor makhluk mengerikan datang dari tempat yang rawan seperti itu.

Misalnya, ketika mereka menjumpai seekor makhluk biasa seperti rusa, mungkin mereka akan segera menganggapnya sebagai makhluk setengah setan yang kemudian melahirkan legenda Jersey Devil. Dengan kata lain, menurut para skeptis ini, Jersey Devil hanyalah sebuah hoax yang disusul oleh misidentifikasi terhadap hewan-hewan biasa.

Seorang pengarang bernama Tom Brown Jr juga percaya hal ini. Ia pernah menghabiskan beberapa waktu di hutan Pine Barrens dan dalam beberapa kesempatan, para pendaki mengira ia adalah Jersey Devil setelah ia menyelimuti tubuhnya dengan lumpur untuk mengusir nyamuk.

Namun teori hoax ini sepertinya tidak bisa menjelaskan penampakan massal yang terjadi pada tahun 1909 yang dilaporkan oleh lebih dari 1.000 orang di 30 kota. Apakah mungkin ribuan orang tersebut berbohong atau salah identifikasi?

Lain lagi pendapat arkeolog Paula Perrault. Paula percaya kalau Jersey Devil kemungkinan memang benar adanya. Namun, ia hanyalah seekor hewan yang mengalami kelainan genetika. Fenomena kelainan genetika ini biasa ditemukan di wilayah Pine Barrens. Kadang para peneliti bisa menemukan hewan dengan warna yang aneh atau hewan yang berkepala dua di tempat ini. Dari perspektif arkeologi, Perrault berspekulasi kalau kemungkinan ada satu jenis deposit mineral di area tersebut yang telah menyebabkan mutasi genetika ini.

Namun, Paula tidak bisa menentukan jenis hewan apa yang mengalami kelainan genetika sehingga membuatnya menjadi makhluk berkepala kuda dengan sayap yang memampukannya terbang.

Beberapa peneliti lain, terutama para Cryptozoologist percaya kalau Jersey Devil benar-benar ada dan merupakan makhluk Cryptid, dengan kata lain, makhluk yang belum dikenal oleh sains modern.

Beberapa elemen yang mendukung teori ini antara lain penampilan makhluk tersebut yang menampilkan beberapa ciri hewan purba, seperti kepala berbentuk kuda, sayap dan ekor panjang. Jika makhluk ini berkembang biak, maka wajar bila penampakan Jersey Devil terus muncul selama berabad-abad.

Selain makhluk yang mungkin belum terklasifikasi oleh sains, beberapa Cryptozologyst lain, termasuk salah seorang ahli dari Smithsonian percaya kalau Jersey Devil mungkin adalah makhluk purba yang masih bertahan hidup. Salah satu dugaan mereka adalah Dimorphodon, sejenis Pterosaurus yang sudah lama dianggap punah.


Profesor Barhopf yang percaya dengan teori ini berkata kalau makhluk purba ini mungkin telah berhasil bertahan hidup dengan cara tinggal di gua-gua bawah tanah.

Para ilmuwan dari berbagai bidang mungkin telah mencoba untuk melihat legenda ini dari perspektif masing-masing, namun bagi sebagian besar masyarakat Pine Barrens, Jersey Devil adalah makhluk yang nyata dan mereka percaya kalau makhluk itu benar-benar penjelmaan setan sesuai dengan namanya.

Pada tahun 1730, Bernjamin Franklin pernah menulis mengenai sebuah pengadilan terhadap seorang penyihir yang dilakukan di dekat Mt.Holly, New Jersey. Salah satu legenda yang berkaitan menyebutkan kalau Nyonya Leeds, Ibu dari Jersey Devil, adalah penyihir yang diadili itu. Wajar kalau anaknya yang ke-13 kemudian menjadi makhluk setan seperti Jersey Devil.

"Mungkin Jersey Devil tidak pernah ada,"Kata Angus Gillespie, seorang profesor sejarah Amerika di Rutgers University, New Jersey. "Namun, dari sudut pandang kisah-kisah rakyat, adalah sebuah fakta kalau kisah itu nyata karena telah diceritakan di Jersey Selatan sejak tahun 1735. Ini membuat Jersey Devil menjadi monster paling tua dalam sejarah Amerika."
Tulang belulang Jersey Devil memang tidak pernah ditemukan dan kita tidak memliki bukti kuat mengenai keberadaannya selain kesaksian dari mulut ke mulut. Namun, yang pasti ada sesuatu yang membuat lebih dari 1.000 penduduk di 30 kota ketakutan pada tahun 1909.

Jadi, mungkin Jersey Devil memang benar-benar ada, walaupun kita mungkin tidak akan pernah tahu identitasnya yang sebenarnya.